RAKYATKU.COM, GOWA - Laboratorium Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) telah melakukan sebuah studi tentang kecurangan dalam proses perpolitikan. Lembaga riset politik ini memapakarkan fenomena politik uang dan konflik menjelang Pemilu legislatif dan presiden 2019 di Kabupaten Gowa.
Hasil penelitian tersebut dipaparkan pada Diskusi Potensi Masalah dalam Pemilu 2019 di Aula Endra Dharmalaksana Mapolres Gowa, Jalan Syamsuddin Tunru, Senin (21/1/2019).
Selama ini masyarakat lebih umum dengan namanya "serangan fajar" atau pembagian uang atau apapun itu kepada masyarakat sebelum pencoblosan. Namun, kini muncul cara-cara baru.
Kepala Penelitian dan Pengembangan Laboratorium Ilmu Politik UIN, Reskianti mengatakan, ada strategi baru politik uang dalam percaturan Pemilu. Uang itu dibagi kepada warga yang memilih berdasarkan hasil perolehan suara.
"Strategi terbaru itu adalah memberikan uang pasca pemilihan berdasarkan jumlah suara yang diperoleh dari hasil penghitungan TPS," papar Reskianti di hadapan di jajaran Kepolisian Resort Gowa.
Reskianti menjelaskan, ukuran nominal uang yang kerap kali dibagikan kepada masyarakat ada pada kisaran Rp500 ribu untuk tingkat perdesaan. Sementara untuk tingkat perkotaan berkisar Rp200 ribu ke atas.
"Saat ini kami masih terus mempelajari dan mengkaji polarisasi pembagian politik uang ini. Pintu pembagiannya berpotensi dilakukan oleh kepala desa ataupun ketua RT ke rumah-rumah warga," terang Reskianti.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menegaskan, akan berupaya menepis kecurangan yang berpotensi terjadi dalam Pemilu di Kabupaten Gowa. Shinto mengaku akan turut mengkaji fenomena tersebut.
"Untuk mencegah adanya politik uang pasca pemilihan, kami akan menugaskan personel untuk mengawasi pemilih agar tidak membawa telepon genggam ke dalam bilik pencoblosan," tegas Shinto.
"Kami akan lakukan sosialisasi politik sehat dan cerdas, serta mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan politik," demikian Shinto.