Sabtu, 19 Januari 2019 03:00
Ilustrasi
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Bulan madu adalah saat-saat yang paling membahagiakan bagi pasangan yang baru menikah. Mereka akan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan romantis bersama-sama. Hanya saja, Liviu Calafateanu justru tidak bisa berjalan usai melakukannya. Bukan karena aktivitas seksual yang berlebihan, hal ini justru disebabkan oleh infeksi bakteri. Apa yang sebenarnya terjadi?

 

Awalnya terkena diare dan sakit perut
Awalnya, pria yang berasal dari Inggris ini berbulan madu di Mesir dengan istrinya. Sayangnya, baru tiga hari di sana mereka justru mengalami diare yang disertai dengan nyeri perut parah. Mereka menyepelekannya dan tetap meneruskan bulan madunya. Sayangnya, Liviu justru mulai merasakan gejala kesehatan yang jauh lebih buruk. Ia kesulitan untuk berjalan. Sang istri, Cristina pun kemudian melarikannya ke rumah sakit. Saat itulah Liviu didiagnosis terkena gastroenteritis infeksius yang dipicu oleh infeksi bakteri shigella.

Dikutip dari doktersehat.com, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut bakteri shigella sebagai bakteri yang bisa menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, dan demam parah. Biasanya, gejala-gejala ini bisa sembuh dengan sendirinya setelah lima atau tujuh hari. Hanya saja, jika penderitanya sedang memiliki kadar sistem kekebalan tubuh yang rendah, maka mereka akan menderita lebih lama atau bahkan terkena dampak infeksi yang jauh lebih serius.

Kasus infeksi dari bakteri sebagaimana yang dialami oleh Liviu cukup jarang terjadi. Hanya dua persen dari kasus infeksi bakteri shigella yang berujung pada arthritis infeksius. Gejala dari kondisi ini bisa berupa nyeri sendi, nyeri saat buang air kecil, hingga iritasi pada mata. Hanya saja, nyeri pada persendian ini bisa sangat parah sehingga membuat penderitanya kesulitan berjalan.

 

Menurut para ahli. Apa yang dialami oleh Liviu ini sebagai sejenis sindrom yang hanya menyerang mereka dengan kondisi gen tertentu. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya dan memicu arthritis kronis yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Mengenal bakteri shigella
Pakar kesehatan menyebut bakteri shigella cenderung mirip dengan bakteri e.coli yang menyebabkan keracunan makanan. Hanya saja, dalam dunia medis, keracunan akibat bakteri ini disebut sebagai shigellosis.

Penyebab dari keracunan ini biasanya berupa kebiasaan malas mencuci tangan setelah menggunakan toilet, mengganti popok, atau sebelum makan. Selain itu, shigella juga bisa ditularkan melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Bahkan, dalam beberapa kasus, jika kita berenang di air yang sudah terkontaminasi, bisa saja kita terinfeksi bakteri ini. Masalahnya adalah untuk membuat seseorang jatuh sakit, hanya membutuhkan sedikit bakteri shigella yang masuk ke dalam tubuh.

Selain menyebabkan gejala keracunan makanan, infeksi shigella juga bisa berlangsung sangat parah dengan gejala seperti demam tinggi, diare yang disertai dengan darah, kram perut, dan tubuh yang lelah. Bahkan, penderitanya rentan terkena dehidrasi parah yang berbahaya.

Mencegah infeksi bakteri ini
Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi bakteri ini. Hanya saja, pakar kesehatan menyebut ada satu cara yang sangat mudah untuk dilakukan namun efektif untuk mencegah paparan bakteri ini, yakni dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah memakai toilet atau kamar mandi, dan setelah melakukan hal-hal lain yang membuat tangan atau badan kotor.

Orang-orang yang sudah terinfeksi bakteri shigella sangatlah tidak disarankan untuk berbagi makanan dengan orang lain, memasak ata menyiapkan makanan bagi orang lain, berenang, atau bahkan berhubungan intim dengan pasangan karena berpotensi membuat penularan bakteri ini.

TAG

BERITA TERKAIT