Kamis, 17 Januari 2019 13:25
Kolase pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno.
Editor : Mulyadi Abdillah

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno akan bertemu dalam panggung debat perdana Pilpres yang berlangsung pada malam ini, Kamis (17/1/2019). Diprediksi, debat perdana ini berlangsung seru seperti debat Jokowi vs Prabowo pada Pilpres 2014 lalu.

 

Debat perdana ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi akan berdebat dengan tema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi dan terorisme. 

Menilik hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia pada Pilpres 2014 pasca debat kedua, kenaikan elektabilitas Prabowo yang kala itu berduet dengan Hatta Rajasa, cukup tinggi ketimbang Jokowi yang berduet dengan Jusuf Kalla (JK). Namun, totalnya elektabilitas Jokowi-JK tetap lebih unggul.

Indikator mencatat, elektabilitas Jokowi-JK naik 3,8% setelah debat kedua (dari 47,6% menjadi 51,4%) persen. Sementara Prabowo Hatta naik 4,7 persen, dari 36,2 persen sebelum debat jadi 40,9 persen setelah debat.

 

Direktur lembaga survei dan konsultan politik Nurani Strategic, Nurmal Idrus tak memungkiri efek debat sangat besar, terutama bagi pemilih yang rasional.

"Tentu saja akan sangat besar pengaruhnya. Pergeseran sangat memungkinkan terjadi pasca debat terutama di wilayah pemilih rasional. Apalagi dengan persaingan sengit di persepsi pemilh yang sangat tipis seperti sekarang ini," tuturnya kepada Rakyatku.com, Kamis (17/1/2019).

Namun, kata Nurmal, ajang debat hanya akan menjadi sia-sia bagi calon presiden yang hanya mengandalkan jualan program. Sebab katanya, masyarakat tak lagi terpaku pada program yang ditawarkan, melainkan lebih cenderung pada upaya pemecahan masalah yang ditawarkan secara taktis.

"Jualan program menurut saya tak akan banyak berpengaruh lagi. Persepsi pemilih di debat itu justru akan banyak dipengaruhi oleh performa capres dalam debat itu. Misalnya, gestur, penguasaaan materi dan kemampuan menganalisa masalah dengan taktis. Jika mereka mampu mengatasi itu, maka pergeseran pemilih besar kemungkinan terjadi," beber mantan Ketua KPU Makassar ini.

Sementara itu, Direktur Riset Celebes Research Center (CRC), Andi Wahyuddin menemukan fakta lain soal debat. Menurutnya, sasaran debat yang paling rasional hanyalah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters). Sementara strong voters kemungkinan besar akan melewatkan debat begitu saja, tanpa ada efek untuk mengalihkan dukungan.

"Saya kira debat akan berpengaruh pada undecided voters (pemilih yg belum menentukan pilihan). Kita harus sadar bahwa efek debat akan sedikit pengaruhnya pada perpindahan dukungan, utamanya pada strong voters," ungkapnya kepada Rakyatku.com sesaat lalu.

Untuk meraih simpati para undecided voters pun, kata Wahyuddin tak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan performance apik diatas panggung demi menaklukkan mereka.

"Debat bukan hanya persoalan visi-misi, tapi juga termasuk gesture, retorika, sikap dan penampilan. Hal-hal tersebut dapat menjadi salah satu alasan memilih," pungkasnya.

Sekadar diketahui, debat capres dan cawapres perdana ini akan digelar pada pukul 21.00 Wita malam nanti. Debat ini akan disiarkan langsung oleh TVRI, RRI, Kompas TV dan RTV.

TAG

BERITA TERKAIT