Rabu, 16 Januari 2019 15:15
Suasana autopsi mayat Sitti di Dusun Papanloe, Desa Papanloe, Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, BANTAENG - Ternyata banyak cerita di balik pembongkaran makam almarhumah Sitti binti Jumalah, di Dusun Papanloe, Desa Papanloe, Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng.

 

Kanit Res Polsek Pa'jukukang, Bripka Muh Akip menuturkan, ada beberapa pertimbangan alasan, sehingga kuburan dibongkar untuk keperluan autopsi.

"Alasannya dibongkar, karena penyidik telah memeriksa ada 9 orang saksi, yang merupakan tetangga korban. Jika sebelum hari kematian, sekitar jam 3 sore, ada kejadian awal korban berteriak minta tolong," ujarnya, Rabu (16/1/2019).

Saat tetangga datang, kata Akip, saksi melihat korban dilempar ke dalam rumah oleh si terduga, yang merupakan menantu korban.

 

Alasan lainnya, para saksi yang memandikan jasad almarhumah pada hari kematian, ada yang janggal.

"Para saksi yang memandikan mayatnya melihat ada luka bengkak benjolan di kepala, pada leher dan tangan membiru," bebernya.

Namun penyidik belum berkesimpulan. Akan tetapi, adanya permintaan dari pelapor, anak korban Kasim yang meminta untuk dilakukan autopsi, agar jelas penyebab kematian ibunya.

Dari pengakuan terduga, dirinya jengkel kepada sang mertua. "Menurut si terduga, bukunya cucunya dihambur-hamburkan, sehingga jengkel. Selain itu, sudah dilarang keluar rumah, tapi tetap turun. Sehingga menantunya jengkel terhadap si korban," jelasnya.

Diketahui, Tim Forensik Biddokes Polda Sulsel, telah membongkar makam Sitti untuk dilakukan autopsi, Selasa (15/1/2019) kemarin. Namun jenazah korban dipindahkan atas permintaan keluarga di Kampung Pemmelangang, Desa Boto Ranu, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

TAG

BERITA TERKAIT