Selasa, 15 Januari 2019 00:09
Warga berkumpul di luar rumah sakit dengan membawa banyak cabai.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, TAIWAN - Sabtu malam, 12 Januari 2019. Seorang lelaki pemarah di Taiwan, dengan brutal memukuli putra dan putrinya. Karena tidak ada cabai di bakso yang telah dibeli putranya. 

 

Menurut China Press, sang ayah meminta putranya untuk membelikannya bakso dengan cabai, sekitar pukul 19:00 waktu setempat. 

Bocah itu telah memberi tahu penjual, untuk menambahkan lebih banyak cabai. Tetapi entah bagaimana, cabai itu tidak ada di dalam wadah ketika dia sampai di rumah. 

Sang ayah kesal dengan ini, karena dia secara khusus meminta lebih banyak cabai. Sehingga dia mulai menanyai anak itu dan juga memarahinya. 

 

Sang ibu mencoba meredakan situasi, tetapi tidak berhasil. Tiba-tiba, sang ayah menampar wajah putranya, sambil menuduh bocah itu membohonginya. 

Sang ibu mencoba untuk mencegah aksi suaminya, tetapi akhirnya justru dia dicekik oleh suaminya. 

Yang mengejutkan, bocah itu tidak menangis setelah ditampar dan terus meminta maaf agar ayahnya melepaskan ibunya. 

Seluruh insiden itu direkam di telepon ibu dan rekamannya menjadi viral di media sosial. 

Dalam beberapa jam, tujuh warganet berhasil melacak alamat keluarga, dan langsung masuk ke rumah. Tujuh warganet itu berhasil menemukan ayah pemarah itu, karena gerbang tidak dikunci. 

Sang ayah lalu ditampar dan dipukul oleh anggota masyarakat menggunakan helm. 

Untungnya, polisi tiba di tempat kejadian tepat waktu untuk menghentikan gerombolan yang marah mengambil nyawanya. 

Dia dikawal ke ambulans sebelum menuju ke rumah sakit, untuk perawatan karena kepalanya berdarah. 

Banyak hal tidak berakhir di sana, karena ketika dia menerima perawatan, banyak sekali warga yang marah mulai berkumpul di luar rumah sakit. Mereka ingin memberinya makan dengan cabai lebih banyak. 

Satu orang bahkan membawa beberapa peralatan, untuk menggoreng beberapa cabai di tempat. "Aku menunggu pria itu sehingga aku bisa menyuapinya banyak cabai!" Kata seorang pria.  

Polisi harus menggunakan tongkat mereka untuk mengendalikan kerumunan, dan mencegah mereka menerobos masuk ke rumah sakit, untuk memaksanya makan dengan cabai. 

Dilaporkan, pria itu hanya menerima perawatan rawat jalan dan meninggalkan rumah sakit di bawah pengawalan polisi. Dia tidak pulang ke rumah, karena alasan yang jelas dan diyakini tinggal di rumah kerabatnya.

TAG

BERITA TERKAIT