Minggu, 13 Januari 2019 22:38
Foto/Ist.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Nahdlatul Ulama mengecem peristiwa pemindahan dua jenazah gara-gara perbedaan pilihan politik dalam pemilu di Gorontalo

 

Keluarga jenazah berbeda pilihan calon anggota legislatif atau caleg dengan pemilik lahan permakaman meski mereka sesungguhnya masih berkerabat.

Menurut Ketua Pengurus Besar NU, Robikin Emhas, kabar memilukan itu mengoyak rasa kemanusiaan. Politik, katanya, yang semestinya dapat menjadi sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan malahan sebaliknya. 

“Justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri,” kata Robikin Emhas, Minggu (13/1/2019).

 

Mereka yang bersengketa atau menjadi tak akur hanya karena berbeda pilihan politik, menurut Robikin, ditengarai memahami politik hanya sebagai sarana mendapatkan kekuasaan, tidak penting bagaimana cara meraihnya.

Kecenderungan menggunakan segala cara untuk politik itu tak hanya terjadi pada pemilihan caleg, sebagaimana kasus pemindahan jenazah ke kuburan lain di Gorontalo. 

Kecenderungan serupa juga terjadi dalam pemilu presiden, di antaranya politisasi agama, penggunaan kabar bohon atau hoax sebagai mesin elektoral.

“Seakan tak peduli dampak yang ditimbulkan, hubungan kekerabatan pecah, persahabatan retak, tetangga dikategorikan sebagai lawan. Semua disandarkan satu hal: kesamaan pilihan politik,” bebernya dikutib Viva, Minggu (13/1/20190

Sebagai pesta demokrasi, dia mengingatkan, pemilu seharusnya menjadi kegembiraan nasional; layaknya pesta yang tak perlu ada satu pun gelas pecah. Dia berharap peristiwa semacam itu tak terulang lagi. “Toh, politik adalah sarana pemanusiaan manusia,” katanya.

Pembongkaran dan pemindahan dua makam di Dusun II, Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, disorot masyarakat luas. Dua kuburan itu dibongkar karena keluarga mendiang dan keluarga pemilik lahan permakaman berbeda pilihan caleg.

Makam yang dipindahkan adalah kuburan Masri Dunggio, sudah 26 tahun dimakamkan di sana; dan Siti Aisyah Hamsah, cucu Masri, yang dimakamkan setahun lalu. Si pemilik lahan permakaman bernama Awono, sepupu Masri.

TAG

BERITA TERKAIT