RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kematian Sakaruddin (54), mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Makassar tak lekang dari ingatan anaknya Rezky. Hanya beberapa centimeter saja ayahnya tergeletak di hadapannya usai dihantam kakak iparnya, Abdul Nasir Umar (58).
Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Makassar pada Selasa (8/1/2018) kemarin, Rezky mengatakan beberapa hari sebelum membunuh ayahnya, Nasir menyuruhnya untuk memberitahukan ayahnya keluar dari rumahnya. Pasalnya, Nasir mengaku bahwa tanah rumah yang ditempati Sakaruddin merupakan miliknya.
"Usir bapakmu dari rumah, saya bilang apa haknya saya usir bapak saya di rumah sendiri. Kalau masalah tanah apalagi wakaf itu sudah diganti kenapa mesti diusir," kata Rezky di hadapan majelis hakim yang dipimpin Rusdianto Loleh.
Rezky mengaku bahwa tanah tempat rumah ayahnya itu bukan lagi milik Nasir. Sebab, tanah itu merupakan pemberian kakeknya kepada ibunya yang juga merupakan saudara Nasir. Sementara itu Nasir, kata Rezky sudah diberikan tanah yang lain.
Rezky juga mengungkapkan bahwa Nasir juga geram lantaran mengira istrinya selalu bersembunyi di rumahnya. Rezky mengatakan bahwa Nasir dan istrinya memang kerap bertengkar sehingga membuat istrinya selalu lari dari rumah.
"Dia selalu curiga kalau istrinya disembunyikan. Setahu saya dia bermasalah dengan istrinya, terus istrinya kabur dan pulang kampung ke belopa," ungkap Rezky.
Rezky pun mengatakan bahwa saat membunuh Sakaruddin, Nasir menggunakan besi silver yang diduga telah dibawa dari rumahnya.
Hal ini juga diakui dua saksi, Makrumi dan Marlina yang turut melihat pasca pemukulan yang dilakukan Nasir. Sesaat setelah Sakaruddin tergeletak di tanah, Ilham, anaknya sempat saling rebutan besi dengan Nasir sebelum dimenangkan Nasir dan bergegas pergi.
"Saya lagi masak air di bawah rumah saya. Saya dengar suara minta tolong. Ternyata Ilham. Saya lihat dari jarak sepuluh meter. Saya lihat Rezky saling tarik besi dengan pelaku. Besi warna silver sekitar 50cm. Besi itu sempat dirampas Rezky tapi tidak bisa diambil,"kata Makrumi.