Jumat, 04 Januari 2019 13:24
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barru, Taufik Mustafa.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM, BARRU - Banjir yang terjadi di Kabupaten Barru, Jumat (28/12/2018) lalu, dikait-kaitkan dengan dampak pengerukan gunung (Pertambangan) untuk material timbunan Rel Kereta Api.

 

"Jelas ada hubungannya. Salah satu penyebab banjir di Barru memang merupakan dampak dari pengerukan gunung atau pertambangan untuk rel kereta api," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Taufik Mustafa, Jumat (4/1/2019).

Taufik berujar, jumlah luas titik tambang di Kabupaten Barru tercatat mencapai 306 Hektare lebih. Hasil itu diperoleh dari jumlah penambang sebanyak 51 perusahaan/perorangan di kali rata-rata luas areal tambang minimal enam hektare.

"Bayangkan saja kalau beberapa titik gunung yang luas totalnya mencapai 306 hektare habis dikeruk, tentu tidak ada penahan air lagi," ujarnya.

 

Langkah selanjutnya, kata dia, pihaknya akan melakukan reboisasi terhadap gunung-gunung yang telah dikeruk.

"Upaya selanjutnya kita programkan penghijauan. Kami sudah layangkan tiga kali surat teguran kepada para penambang agar memperbaiki kerusakan lahan pasca tambang. Tapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut," beber mantan camat Barru itu.

"Jika penambang tidak melakukan perbaikan, selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi soal itu. Sebab dana jaminan penambang untuk perbaikan lahan ada di provinsi," tandasnya.

TAG

BERITA TERKAIT