Jumat, 04 Januari 2019 12:18
Ist.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Motif penganiayaan terhadap Merrisa Ayu Ningrum (20), mahasiswi yang dipukul saat salat di Masjid Al Istiqomah, Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya terkuak.

 

Setelah memukul korban, pelaku Muhammad Juhairi yang pernah bekerja sebagai mekanik di salah satu perusahaan tambang itu melarikan diri ke Kota Balikpapan dan Sangatta, Kutai Timur. 

Namun beberapa pasca kejadian, pelaku berhasil ditangkap di rumahnya, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Saat diamankan, Juhairi mengaku nekat memukul korban yang sedang salat Zuhur lantaran berniat mengambil tas korban.

 

"Saya lapar, Pak. Saya ingin mengambil tasnya karena belum makan. Kalau ada uangnya, saya hanya ingin mengambil Rp15.000 atau Rp20.000 untuk makan saja," kata Juhairi.

Juhairi juga mengaku sempat melarikan diri ke sejumlah daerah, di antaranya Balikpapan, Bontang, dan Kutai Timur. 

"Saya sempat pulang ke rumah di Sanga-Sanga, lalu pinjam motor tetangga, kemudian saya pergi ke Balikpapan, Bontang, dan Kutim," bebernya.

Dibertikan sebelumnya, Merrisa Ayu Ningrum (20), mahasiswi di Samarinda menjadi korban pemukulan pria saat salat di Masjid Al Istiqomah, Jalan Pangeran Antasari, Samarinda, Kalimantan Timur. 

Sambil memegangi bagian wajah sebelah kiri dan mata kirinya, Merrisa ditemani keluarganya, melapor ke polisi. Ia juga menceritakan kronologi insiden nahas yang menimpanya.

"Saya pulang dari kampus, singgah ke masjid mau salat, kemudian saya wudhu. Ketemu pelaku, dia nanya saya sendiri saja kah Mbak? Saya jawab iya, sendiri saja," kata Merrisa.

Setelah bertanya, pria yang diketahui bernama Muhammad Zuhairi itu pun pergi. Namun saat Merrissa salat Zuhur rakaat pertama, tiba-tiba kepalanya bagian belakang dan wajah kirinya dipukul kayu, lalu pelaku pergi.

"Saya teriak minta tolong, kemudian datang warga. Tapi yang mukul itu, sudah tidak ada. Saya kemudian pulang," ujar Merrisa.

TAG

BERITA TERKAIT