RAKYATKU.COM, NSW - Tania Burgess, sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah. Dia melalui parkir mobil Forresters Beach Resort di pantai tengah New South Wales, pada 19 Juli 2005. Dia tiba-tiba disergap seorang bocah lelaki berusia 16 tahun, bersenjatakan pisau.
Bocah perempuan berusia 15 tahun itu, ditikam secara brutal 48 kali oleh remaja, sebagian besar luka kecil dan dangkal.
Sebuah luka tusuk yang menembus ulu hati, yang akhirnya membunuh Tania.
Dia berbaring di sana nyaris tanpa bernafas, saat penyelamat berusaha membantunya. Di ujung napasnya, Tania memberi tahu nama pembunuhnya.
Dikenal dengan inisial 'DL'. Ia diadili atas pembunuhan Tania pada 2008, dan hakim butuh 90 menit untuk memberikan vonis bersalah.
Pengadilan mendengar, remaja itu marah, karena Tania telah menolaknya dan itulah yang menyebabkan dia menikamnya.
Dia awalnya dijatuhi hukuman penjara 17 tahun, tetapi Pengadilan Banding NSW mengurangi hukumannya menjadi 13 tahun.
DL diperiksa oleh tiga psikiater, dan mereka menyimpulkan bahwa dia menderita kecemasan, psikosis, atau tahap awal skizofrenia pada saat pembunuhan.
Sekarang berusia 29, si pembunuh telah mengajukan permohonan untuk dibebaskan bersyarat.
Orang tua Tania, Mandy dan Chris Burgess, sangat sedih dan marah karena pembunuh putri mereka bisa dibebaskan.
Karena DL ditahan pada hari pembunuhan dan karena pengurangan hukumannya, ia menjadi memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat pada 19 Juli 2018, The Herald melaporkan.
Hukuman penjaranya akan berakhir pada 18 Juli 2023, dan sekarang mengajukan pembebasan bersyarat untuk sisa hukumannya.
Burgess memohon agar DL tetap dikurung karena tindakan mengerikan yang menyebabkan kematian putri mereka.
"Saya mohon pak hakim, jangan bebaskan dia. Dia menikam putri saya 48 kali," pinta Burgess.
Hakim John Basten mengatakan kepada pengadilan, bahwa akan mempertimbangkan dampak kematian Tania kepada orang tua, saudara kandung dan keluarga besarnya.
"... penting untuk diingat, bahwa seorang pelaku tidak harus dibebaskan dengan alasan pembebasan bersyarat setelah masa non-pembebasan bersyaratnya berakhir.
"Penderitaan orang tua, khususnya, harus diperkuat oleh kurangnya penjelasan dari pelaku dan ketidakmampuan psikiater untuk mencapai kesimpulan yang pasti."
Hakim Basten mengatakan, keputusan itu merupakan masalah bagi Otoritas Pembebasan Bersyarat NSW.