Sabtu, 27 Juli 2024 11:10

Sulsel Catat Konsumsi Tertinggi BBM Nonsubsidi di Pulau Sulawesi, Capai 920 Ribu kL

Rakyatku.com
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jalur khusus yang disediakan di SPBU bagi pengguna BBM nonsubsidi bebas antrean. (Foto: Istimewa)
Jalur khusus yang disediakan di SPBU bagi pengguna BBM nonsubsidi bebas antrean. (Foto: Istimewa)

Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi tertinggi di Pulau Sulawesi, dengan total realisasi 920.941 kilo liter (kL) hingga semester II 2024. Menurut Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dan Pakar Ekonomi Universitas Hasanuddin, tingginya konsumsi ini disebabkan oleh program subsidi tepat yang meningkatkan kesadaran publik serta daya beli masyarakat terhadap produk berkualitas.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi menyebut Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi provinsi dengan realisasi konsumsi BBM nonsubsidi tertinggi di Pulau Sulawesi. Memasuki semester II 2024, total realisasi untuk semua jenis BBM nonsubsidi sudah mencapai 920.941 kilo liter (kL).

“Konsumsi Pertamax di Sulsel hingga triwulan kedua mencapai 29.598 kL. Jika ditotalkan secara keseluruhan baik Pertamina Dex, Dexlite, dan Turbo jumlahnya 920.941 kL,” ungkap Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, dalam keterangannya, Sabtu (27/7/2024).

Berdasarkan data realisasi, Sulawesi Tengah berada di peringkat kedua dengan realisasi sebesar 305.208 kL disusul Sulawesi Utara di peringkat ketiga capaian realisasi 285.633 kL.

Baca Juga : LPG 3 Kg Langka Jelang Nataru, Ekonom Sebut Panic Buying Jadi Penyebab

Pertamina memprediksi tingginya konsumsi bahan bakar jenis Pertamax dan Dex Series dipengaruhi beberapa faktor. "Kemungkinan besar program subsidi tepat yang bergulir beberapa tahun lalu memicu bertambahnya pengguna produk non subsidi," ujarnya.

Pakar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Anas Iswanto Anwar, berpendapat jika tingginya konsumsi BBM non subsidi di Sulsel dipengaruhi beberapa indikator. “Selama ini konsumen itu selalu mencari yang murah. Tingginya konsumsi di Sulsel bisa jadi karena adanya kesadaran publik, dan semakin paham jika BBM yang disubsidi pemerintah itu diperuntukkan untuk kalangan tertentu,” beber Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Bisnis Unhas.

Lebih lanjut, Anas menambahkan indikator lain yang cukup mempengaruhi peningkatan konsumsi produk non subsidi adalah daya beli. “Kalau masyarakat mau membeli yang lebih mahal berarti didorong peningkatan daya beli,” urainya.

Baca Juga : Usulan Pemprov Sulsel Larang Penunggak Pajak Beli BBM Bersubsidi Tuai Kritik

Anas menggarisbawahi, masyarakat yang bersedia membeli produk non subsidi ini adalah masyarakat ke atas. “Mereka tidak lagi memikirkan harga dari sebuah produk. Tapi kecenderungannya memikirkan tentang kualitas. Intinya jika membeli produk BBM berkualitas akan berdampak positif terhadap performa kendaraan,” ucapnya.

#Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi