Selasa, 07 Februari 2023 11:57

Sentra Produksi Beras Masuk Masa Panen Raya, Mentan SYL Cek Penggilingan-Penyaluran

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), panen raya padi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/2/2023).
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), panen raya padi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/2/2023).

Langkah ini untuk mengawal dan memastikan masuknya musim panen raya padi awal 2023 mendapatkan produksi melimpah sehingga stok beras nasional dalam posisi yang kuat.

RAKYATKU.COM, BOGOR - Beberapa daerah sentra produksi padi dalam beberapa hari terakhir masuk masa panen raya padi. Di Jawa Barat sebagai salah satu penyangga pangan nasional yang mulai panen, yakni Kabupaten Karawang, Bekasi, dan Bogor.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan panen dan mengecek kesiapan penggilingan dan penyaluran beras di tiga daerah sentra tersebut. Langkah ini untuk mengawal dan memastikan masuknya musim panen raya padi awal 2023 mendapatkan produksi melimpah sehingga stok beras nasional dalam posisi yang kuat.

"Panen pada Februari ini di Kabupaten Bogor seluas 11.930 hektare (ha) dengan produktivitas 7,6 ton per ha, produksinya 90.668 ton gabah kering giling (GKG), setara 54 ribu ton beras dan Maret 2023 diperkirakan 9.070 ha yang menghasilkan 27.617 ton beras. Kabupaten Karawang memiliki luasan panen 16.034 ha, sementara luas panen Kabupaten Bekasi naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya," kata Mentan SYL usai panen raya padi di Cileungsi, Bogor, Senin (6/2/2023).

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

"Di saat dunia menghadapi krisis pangan dan banyak dunia yang khawatir, dari tiga daerah sentra produksi ini memberikan kabar bahwa sektor pertanian tetap berproduksi meski adanya krisis. Panen ini adalah pesan bahwa pasokan beras melimpah karena panen di mana-mana sehingga jangan lagi impor," imbuhnya.

Mentan SYL menyebutkan, seluruh wilayah Indonesia pada Februari 2023 melangsungkan panen dan puncak panennya pada Maret 2023. Berdasarkan data kerangka sampel area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), prognosa panen padi Februari 2023 seluas 1,0 juta ha dan Maret seluas 1,9 juta ha.

"Data yang diperoleh BPS merupakan data resmi negara yang tidak bisa diragukan lagi karena sudah menggunakan metode KSA. Dari Kementan (Kementerian Pertanian) sendiri, pengolahan data menggunakan tiga metode, yaitu metode standing crop, laporan daerah, dan tinjauan di lapangan," jelasnya.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, mengatakan Karawang merupakan daerah terluas area panen raya di seluruh Indonesia setelah Kabupaten Indramayu. Karawang juga merupakan daerah terbesar lumbung pangan nomor dua yang memiliki produktivitas di atas enam ton per ha.

"Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terhadap kondisi pangan di Karawang. Kami menjamin, keberlanjutan padi Karawang akan terus dipertahankan untuk menjaga dan mendukung lumbung pangan nasional. Bahkan, kami terus mempertahankan 10 wilayah lumbung pangan Karawang yang memiliki produktivitas tujuh ton per ha," bebernya.

Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Bogor, Tatang Mulyadi, mengatakan produksi padi di Bogor pada awal 2023 ini diperkirakan mengalami peningkatan. Luas panen pada Februari 2023 diperkirakan seluas 11.930 ha dengan produktivitas 7,6 ton per ha. Hal ini karena adanya kegiatan budi daya petani tetap berlangsung meskipun di tengah kondisi yang tidak baik.

Baca Juga : Kementan - TNI Bersinergi Wujudkan Lampung Jadi Sentra Produksi Beras Nasional

"Kemudian, pertanian di kabupaten didukung oleh kearifan lokal, yaitu menanam padi Cakrabuana dengan indeks pertanaman 400 atau tanam dan panen 4 kali setahun yang produktivitasnya 7,6 ton per ha. Dengan demikian, pasokan beras di Kabupaten Bogor pada panen raya ini melimpah," ungkapnya.

Kepala BPS Bekasi, Nevi Hendri, menyebut luas panen padi di Bekasi mengalami peningkatan tiga persen dari luas panen tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi sejak 2021 yang dihitung berdasarkan metode KSA. Adapun luas baku lahan yang ada saat ini mencapai 47.000 ha.

"Produksi padi dan beras dihitung hingga level kabupaten dan kota. Termasuk hitungan di Kabupaten Bekasi. Sejak 2021 luas panennya meningkat tiga persen," ujar Nevi saat mendampingi Mentan SYL dalam panen raya di Bekasi, Ahad (5/2/2023).

Baca Juga : Gelar Panen di Pati, Kementan Sebut Produksi Jagung Nasional Awal 2024 Naik Tajam

Dengan demikian, kata Nevi, produksi yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bekasi atau dalam kategori cukup. Hanya, dia melihat masih harus dilakukan upaya maksimal pada sisi distribusi dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Produksi padi di Kabupaten Bekasi masuk pada posisi lima besar di Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi padi atau gabah di Kabupaten Bekasi sangat luar biasa karena menjadi penyangga pangan di Jawa Barat dan Jakarta," tuturnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bekasi, Mulyana, memastikan kebutuhan dan pasokan beras di wilayahnya dalam kondisi aman dan melimpah. Bahkan, tak menutup kemungkinan beras dari Bekasi juga mampu menyangga kebutuhan beras di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Baca Juga : Ini Solusi Darurat Kementan Atasi Dampak Banjir di Pati

"Alhamdulillah panen musim ini hasilnya sangat memuaskan. Padahal, secara jadwal tanam di sini sedikit maju. Dalam kesempatan ini, saya juga menyampaikan kualitas padinya sangat bagus dan lembut sesuai apa yang diharapkan oleh petani," ungkapnya.

Menurut Mulyana, produktivitas padi di Bekasi cukup bagus karena tiap kali tanam mampu menghasilkan 6 sampai 7 ton per ha. Hal ini terjadi karena pemerintah terus memberikan bantuan dan pendampingan.

"Salah satunya bantuan Alsintan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saya kira sangat membantu sekali karena bisa meningkatkan produksi," akunya.

#Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo