Minggu, 22 Agustus 2021 19:01

Dekranasda Sulsel Jadi Pendamping Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dekranasda Sulsel Jadi Pendamping Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Naoemi Octarina memperkenalkan hasil kerajinan yang diproduksi para pengrajin Sulsel. Pada tayangan Instagram Live Kreasi Kriya yang ditayangkan melalui akun dekranas.id.

RAKYATKU.COM - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan (Sulsel) turut menjadi pendamping pada Pameran Online Rumah Kriya Asri Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Likupang. Dekranasda Sulsel menjadi pendamping khusus untuk Mandalika.

Pada pameran online yang diselenggarakan Dekranas tersebut, pelaksana tugas Ketua Dekranasda Sulsel, Naoemi Octarina memperkenalkan hasil kerajinan yang diproduksi para pengrajin Sulsel. Pada tayangan Instagram Live Kreasi Kriya yang ditayangkan melalui akun dekranas.id, Naoemi menjelaskan mengenai berbagai motif tenun.

"Untuk motif, kita punya bermacam-macam. Khusus Tenun Toraja saja, ada beberapa jenis," kata Naoemi, pada Live Instagram " Kreasi Kriya" yang dipandu Dina Ikhsan, anggota Bidang Promosi dan Humas Dekranas, Jumat (20/8/2021).

Baca Juga : Sofha Marwah Bahtiar Lantik dan Kukuhkan Pengurus Komunitas Designer Olah Tenun Sulsel

Naoemi mencontohkan, motif Sarita, seperti yang dikenakan Dina Ikhsan. Jenis motifnya adalah tau-tau. Bagi Suku Toraja, motif tersebut sangat sakral, dan biasa juga disebut dengan kain doa. Adapula Sarita, dengan motif tongkonan.

"Untuk kain tenun jenis Sarita ini, harganya berkisar Rp700 ribu," tambahnya.

Selain Sarita, lanjut Naoemi, ada juga tenun Paramba, Pamiring, dan Paruki. Semuanya berasal dari Toraja. Selain untuk pakaian, biasa digunakan untuk membuat kerajinan berupa dompet, tas, bahkan sepatu.

Baca Juga : Dekranasda Sulsel Pamerkan Kerajinan Unggulan di MNEK 2023

"Untuk dompet, harganya antara Rp75 ribu hingga Rp300 ribu. Kalau dompet, terbuat dari tenun Paramba. Banyak warna biasanya, dan tidak mempunyai warna dasar. Sedangkan tenun Pamiring ini, kainnya dipakai untuk acara adat atau acara resmi," jelasnya.

Dalam obrolan dengan Dina Ikhsan tersebut, Naoemi juga mengungkap berbagai persoalan yang dihadapi para pengrajin selama pandemi Covid-19. Mulai dari masalah pemasaran, biaya operasional, hingga modal. Namun, ia mengakui, para pengrajin sangat terbantu dengan adanya toko online.

"Dengan adanya toko online, para pengrajin sangat antusias untuk berkreasi. Kami harap, ada bantuan dari Dekranas, untuk para pengrajin potensial," tuturnya.

Baca Juga : Gebyar PAUD 2023, Naoemi Octarina: Tingkatkan Kemampuan Literasi Anak-Anak

Untuk menggenjot pemasaran, istri Andi Sudirman Sulaiman ini mengungkapkan pentingnya melibatkan kaum milenial dalam memasarkan produk-produk kerajinan. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan dinas terkait, agar para pengrajin mendapatkan bantuan pendampingan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing.

"Ada pendampingan dari tenaga ahli desainer. Misalnya untuk produk sutera, didampingi tenaga ahli untuk menghasilkan pewarna alam dan sintesis. Ada juga pendampingan untuk pengrajin anyaman," bebernya.

Begitupun dengan ecoprint, berbahan sutera. Dekranasda berkolaborasi dengan PKK Sulsel, untuk membuat pelatihan. Naoemi berharap, Dekranasda bisa menjadi induk dari para pengrajin. Sehingga, kerajinan yang dihasilkan berkualitas, modelnya kekinian, dan memiliki daya saing.

Baca Juga : Pemprov-TP PKK Sulsel Berikan Kemudahan ke Masyarakat lewat Pasar Murah Pelita Ramadan

"Penggunaan teknologi juga sangat penting. Selain bantuan modal dan pendampingan tentunya," kata Naoemi.

Sekadar informasi, hasil kerajinan Sulsel ini dipasarkan di beberapa toko online. Antara lain, Ladara, Tokopedia, dan pameran online Kriya Asri.

 

#dekranasda sulsel #Naoemi Octarina