Selasa, 06 Juli 2021 18:48

Jasad Hilang saat Makam Dibongkar di Jeneponto, Ini Pengakuan Haji Cakki "Ditemui" Galla Rahman

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kondisi kain kafan makan yang dibongkar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kondisi kain kafan makan yang dibongkar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kerabat almarhum bernama Haji Cakki, menceritakan sesuatu kepada anak almarhum, Suardi. Dia mengaku, Galla Rahman "menemuinya" dan menanyakan perihal pemindahan makamnya.

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Makam di Kampung Bo'nia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang dibongkar pihak keluarga, membuat geger.

Itu adalah makam Galla Rahman yang rencananya dipindahkan ke dekat makam istrinya--yang merupakan pekuburan keluarga--di Kampung Gantinga, Desa Bontomatene, Kecamatan Turatea.

Anak almarhum, Suardi, mengatakan pemindahan ini hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari makam sebelumnya. Namun, pembongkaran makam yang dilakukan pada Kamis (1/7/2021) lalu itu membuat geger keluarga dan warga setempat.

Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung

Setelah makam dibongkar, jasad di dalamnya tidak ada, sementara kain kafann masih utuh dan seperti kelihatan masih baru.

Kerabat almarhum bernama Haji Cakki, menceritakan sesuatu kepada anak almarhum, Suardi. Dia mengaku, Galla Rahman "menemuinya" dan menanyakan perihal pemindahan makamnya.

"Jadi ceritanya begini, Haji Cakki sempat berdialog dengan bapak saya (almarhum). Nabilang Haji Cakki mau ka tertidur, tapi datang bapakmu, dia tidak mau pindah, kulihat-lihati ji semua. Saya di kubur di sana atas permintaanku," ucap Suardi.

Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit

Suardi juga menceritakan, semasa hidup Galla Rahman dikenal rajin beribadah dan tidak putus salatnya. Juga rajin membaca Al-Qur'an. Dia juga dikenal amanah dalam tiap ucapannya.

"Kalau almarhum di masa hidupnya, kalau dia bilang merah, iya merah. Tidak merubah-ubah ucapannya. Dia juga dikenal tegas, disiplin punna appaui kontutojeng," terangnya.

Galla Rahman meninggal dan dimakamkan pada 1990 lalu atau sudah kurang lebih 31 tahun.

Penulis : Samsul Lallo
#pembongkaran makam #jeneponto