Kamis, 13 Mei 2021 20:01

Ketika Guru Besar Epidemiologi Jadi Khatib Salat Idulfitri di Bukit Nirwana

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketika Guru Besar Epidemiologi Jadi Khatib Salat Idulfitri di Bukit Nirwana

Sebagai pelopor penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan salat Idulfitri di Bukit Nirwana Permai 1 kali ini tetap dilakukan berjarak.

Salat Idulfitri 1442 Hijriah di Bukit Nirwana Pemai (BNP) 1 tampil beda, Kamis (13/5/2021). Khatibnya seorang profesor. Guru besar epidemiologi Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit. Covid-19 adalah salah satu bencana epidemiologi yang mendunia lebih 1,5 tahun terakhir.

Nama lengkapnya, Prof Dr drg H Masriadi, SKG, SKM, SPdi, MKes, MH. Sehari-hari sebagai dosen pada Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI Makassar.

Baca Juga : Suara Takbir Bersahutan Ledakan Serangan Israel, Warga Palestina Tetap ke Masjid Salat Id

Prof Masriadi dikukuhkan sebagai guru besar tujuh bulan lalu oleh Rektor UMI, Prof Dr H Basri Modding, SE, MSi. Tepatnya, Jumat (16/10/2020). Dia menjadi salah satu profesor termuda, 40 tahun.

Dalam pidato penerimaan guru besar saat itu, Prof Masriadi mengangkat tema, "Epidemiologi Covid-19 Comorbid Diabetes Mellitus dan Hipertensi".

Baca Juga : Sekprov Sulsel Salat Id di Rujab, Harap Pandemi Segera Berakhir

Inilah salah satu daya tarik salat Idulfitri di kompleks perumahan Bukit Nirwana Permai 1, Kamis (13/5/2021). Digelar dalam suasana pandemi corona, khatib yang dihadirkan adalah pakar terkait virus yang telah membunuh banyak orang tersebut.

"Kita bergembira karena masih bisa bertakbir, karena karunia Allah berupa iman, Alquran dan sunnah Rasulnya shallallahu alaihi wasallam," kata Prof Masriadi dalam mukaddimah khotbahnya.

Selanjutnya, dia menyinggung wabah Covid-19 yang tak kunjung berakhir. "Setahun lebih kita merana karena adanya wabah Covid-19 yang masih melanda negeri ini dan dunia," katanya.

Baca Juga : Momen Idulfitri, Bupati Sidrap Ajak Warga Pererat Ukhuwah Islamiah

Mengutip para pakar virus dunia, Prof Masriadi mengingatkan jemaah untuk tetap waspada. Sebab, setelah strain Covid-19 yang pertama, akan muncul berbagai macam strain yang dimana strain tersebut tidak bisa lagi dimusnahkan dengan menggunakan vaksin.

Oleh karena itu, menerapkan protokol kesehatan secara disiplin menjadi salah satu upaya terbaik untuk mencegah penyebaran virus. Banyak korban seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk tidak memandang enteng Covid-19.

Pada bagian kedua khotbahnya, Prof Masriadi memimpin doa, berharap pandemi Covid-19 segera berakhir.

Baca Juga : Tangis Wali Kota Makassar Pecah, Halalbihalal Langsung Digelar Usai Salat dengan Salam Namaste

"Ya Allah, angkatlah wabah Covid-19 di negeri kami dan penyakit ini dari bumi-Mu dan berilah kami petunjuk untuk bertobat dan kembali kepada-Mu," pintanya.

Sementara yang bertindak selaku imam, Fikri Imam Muttaqin, pembina Taman Pendidikan Al-Qur'an Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ustaz Fikri sudah menjalani vaksinasi Covid-19 secara lengkap alias dua dosis.

Perumahan Bukit Nirwana Permai 1 berada persis di perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Secara geografis, masuk wilayah Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.

Baca Juga : Plt Gubernur Sulsel Bersyukur Bisa Salat Id di Tengah Pandemi, Khatib Berpesan Begini

Jaraknya dengan Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, hanya sepelemparan batu. Warga Bukit Nirwana Permai 1 umumnya beraktivitas di Kota Makassar.

Dalam kompleks, terdapat masjid yang diberi nama sesuai nama perumahan. Masjid Bukit Nirwana Permai. Sekarang masih sementara dalam proses pengembangan. Masih membutuhkan dana ratusan juta rupiah untuk perampungannya.

Nah, yang menarik, Masjid Bukit Nirwana salah satu di antara sedikit masjid yang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sejak awal pandemi Covid-19 sampai sekarang.

Baca Juga : Plt Gubernur Sulsel Bersyukur Bisa Salat Id di Tengah Pandemi, Khatib Berpesan Begini

Awalnya, masjid sempat ditutup untuk salat berjemaah sesuai anjuran pemerintah. Setelah dibuka kembali dengan kapasitas terbatas, pengurus masjid memutuskan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Pada masa-masa puncak penyebaran virus corona, seluruh jemaah yang hendak masuk ke dalam masjid harus menjalani tes suhu. Ada petugas khusus yang ditunjuk. Kalau masker, itu sudah wajib. Tidak ada yang lolos.

Baca Juga : Plt Gubernur Sulsel Bersyukur Bisa Salat Id di Tengah Pandemi, Khatib Berpesan Begini

Penggunaan masker bahkan berlangsung sampai saat ini. Ketika wabah Covid-19 sudah terus melandai. Saf dalam salat juga masih berjarak. Belum berubah. Di tempat lain, sudah mulai diabaikan.

"Itu semua kita lakukan demi keselamatan bersama," ujar Abdullah Najang, ketua pengurus Masjid Bukit Nirwana Permai, Rabu (12/5/2021).

Demi keselamatan bersama itu pula sehingga salat Idulfitri 1442 Hijriah digelar dalam kompleks. Di lapangan terbuka. Ini pertama kali salat Idulfitri digelar di Bukit Nirwana Permai 1. Sebelumnya hanya Iduladha pada 2019 dan 2020.

Baca Juga : Plt Gubernur Sulsel Bersyukur Bisa Salat Id di Tengah Pandemi, Khatib Berpesan Begini

Tahun lalu, salat Idulfitri digelar di rumah warga masing-masing. Bersama keluarga inti. Mengikuti anjuran pemerintah. Ada yang salat Idulfitri tanpa khotbah. Ada pula yang menggunakan khotbah.

Pelaksanaan salat Idulfitri secara berjemaah kali ini tidak serta merta dilakukan. Diawali jajak pendapat secara online. Hasilnya, sebagian besar warga Bukit Nirwana Permai 1 tidak pulang kampung. Dampak larangan mudik dari pemerintah.

Sebagai pelopor penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan salat Idulfitri kali ini tetap dilakukan berjarak. Sama pada salat Iduladha 1441 Hijriah, tahun lalu. Seluruh jemaah juga mengenakan masker.

Baca Juga : Plt Gubernur Sulsel Bersyukur Bisa Salat Id di Tengah Pandemi, Khatib Berpesan Begini

"Ada jarak antara satu jemaah dengan jemaah lainnya. Panitia sudah mengatur sedemikian rupa. Alhamdulillah, warga Bukit Nirwana Permai 1 sudah terbiasa," imbuh Abdul Syukur Gay, ketua Panitia Amaliah Ramadan.

Tidak hanya itu, jemaah juga terus diimbau agar menghindari kontak fisik. Tidak ada salam-salaman. Apalagi berpelukan. Semua itu demi menjaga warga agar tidak terpapar virus corona.

Bentuk penerapan protokol kesehatan lainnya, salat Idulfitri di perumahan Bukit Nirwana Permai 1 hanya diperuntukkan bagi internal warga. Tidak bagi warga dari luar kompleks, kecuali jemaah tetap Masjid Bukit Nirwana Permai.

#masjid bukit nirwana permai 1 #Idulfitri 1442 Hijriah