Rabu, 07 April 2021 23:59

15 Gapoktan di Tompobulu Mulai Lepas Ketergantungan dengan Pupuk Kimia

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
15 Gapoktan di Tompobulu Mulai Lepas Ketergantungan dengan Pupuk Kimia

15 kelompok tani di Tompobulu sudah mulai mengembangkan pupuk kompos alami untuk pertanian dan perkebunan.

RAKYATKU.COM,BANTAENG - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng terus mengembangkan pembuatan pupuk kompos di sejumlah kelompok tani di Bantaeng.

Terbaru, sebanyak 15 kelompok tani di Tompobulu sudah mulai mengembangkan pupuk kompos alami untuk pertanian dan perkebunan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, Budi Taufik mengatakan, para petani ini mendapatkan sejumlah bantuan pemerintah. Bantuan tersebut di antaranya adalah rumah pengolahan, bak fermentasi, mesin pencacah dan ternak sapi. Ada pula sepeda motor roda tiga untuk mengangkut kebutuhan pupuk.

Baca Juga : Jelang Akhir Masa Jabatan, Ilham Azikin: Jaga Kebersamaan

"Kita juga berikan bantuan ternaknya. Karena salah satu bahan baku pembuatan pupuk kompos organik ini adalah kotoran ternak," ujar Budi.

Dia menambahkan, jumlah kelompok tani yang terlibat dalam produksi pupuk kompos organik ini sudah mencapai 15 kelompok. Mereka bahkan sudah bisa menghasilkan pupuk kompos dalam jumlah yang besar dalam kemasan karung 25 kilogram.

"Pasar mereka sudah cukup luas. Ada yang di Takalar, Selayar, Soppeng sampai Bone," ucap dia.

Baca Juga : Bupati Bantaeng Salurkan Rp 1,4 Miliar Program YESS Petani Milenial

Salah satu ketua kelompok tani, Idris mengatakan, pupuk kompos ini ramah lingkungan dan baik untuk produksi pertanian. Dia menyebut, kualitasnya tidak kalah dengan pupuk subsidi yang kian berkurang dan mahal di pasaran. Soal harga, pupuk kompos organik lebih murah dibanding dengan pupuk subsidi. Saat ini, petani yang berada di naungan kelompoknya secara perlahan mulai meninggalkan pupuk subsidi yang mengandung bahan kimia.

Dia mengatakan, membuat pupuk kompos alami ini membutuhkan waktu sekitar 21 hari untuk proses fermentasi. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami yang mudah didapatkan. Di antaranya adalah kotoran sapi yang cukup banyak di peternak yang ada di Bantaeng ini.

"Sisa petani mami ini kalau dia tidak mau manfaatkan ki. Bahan bakunya ada, kualitasnya lebih baik dan lebih murah," katanya.

Baca Juga : Konser Pesta Rakyat Akhiri Semarak Kemerdekaan di Bantaeng

Bupati Bantaeng, Dr Ilham Azikin berharap para kelompok tani yang mendapatkan fasilitas pemerintah itu terus memproduksi pupuk kompos. Dia menyebut, bantuan dari pemerintah hendaknya bisa memberikan manfaat untuk petani di Bantaeng.

Dia juga mengajak kepada petani yang ada di Bantaeng untuk mulai beralih ke pupuk organik. Secara kualitas, pupuk organik sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Sementara pupuk kimia yang subsidi semakin langka dan juga merusak unsur hara tanah.

"Bahwa pupuk subsidi sudah semakin berkurang kuotanya setiap tahun. Kita tidak bisa terus bergantung dengan ketersediaan pupuk subsidi. Saatnya beralih ke pupuk organik yang ramah lingkungan," ungkapnya.

Baca Juga : Program Ilham Azikin-Sahabuddin di Bantaeng Terasa hingga ke Dusun dan RW

Dia juga mengajak kepada para penyuluh pertanian untuk terus melakukan sosialisasi pupuk organik yang ramah lingkungan. Sehingga, petani di Bantaeng secara perlahan mulai beralih ke pupuk organik ini.

"Saya juga berharap kelompok ini dibuatkan asosiasi untuk menjawab pasar pupuk kompos organik. Sehingga, ketersediaan pupuk ini semakin banyak," jelasnya.

Penulis : Irmawati Azis
#bantaeng #ilham azikin