Sabtu, 11 Juli 2020 20:02

Lolos dari Hukuman Mati Setelah Ditebus Rp15,5 Miliar, TKW Ini Terkonfirmasi Positif Covid-19

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Etty binti Toyib
Etty binti Toyib

Etty binti Toyib nyaris dikubur di Arab Saudi. Tapi tebusan Rp15,5 miliar membuat dia mendapat pengampunan.

RAKYATKU.COM - Etty binti Toyib nyaris dikubur di Arab Saudi. Tapi tebusan Rp15,5 miliar membuat dia mendapat pengampunan.

Tenaga kerja Indonesia asal Majalengka Jawa Barat itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (6/7/2020). Begitu tiba, dia langsung menjalani tes. Hasilnya, positif Covid-19. 

Etty tiba sekitar pukul 16.05 WIB bersama 230 WNI dan pekerja migran Indonesia dengan menggunakan pesawat Suadi SV 818 dari Jeddah. 

"Kemarin siang saya dapat kabar Ibu Etty positif Covid-19. Sempat simpang siur tapi tadi pagi saya sudah konfirmasi ke Pak Yuri dan Pak Donny. Dan benar Ibu Etty positif Covid-19," kata Nihayatul Wafiroh, wakil ketua Komisi IX DPR RI seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Nihayah bercerita ia langsung test swab setelah mendapatkan informasi tersebut karena ia sempat ikut menjemput Etty di Bandara Soekarno Hatta. 

Selain dirinya, ada beberapa orang yang menjemput Etty termasuk Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Wakil Ketua MPR, dan Kepala BNP2TKI. 

"Hasil tes swab saya negatif dan semua yang menjemput juga test swab," jelas Nihayah. 

Ia mengatakan semua penjemput Etty menggunakan masker dan kaus tangan serta menjaga jarak. Namun ia mengaku sempat bersentuhan fisik dengan Etty. 

Menurut Nihayah, saat bertemu Etty terlihat kelelahan dan ia menduga karena perjalanan yang cukup panjang dari Arab Saudi ke Indonesia. 

Saat ini Etty menjalani perawatan di RS Darurat Corona di Wisma Atlet. Etty lolos dari hukuman mati setelah membayar tebusan ke Pemerintah Arab Saudi sebanyak 4 juta riyal atau setara Rp15,5 miliar rupiah. 

Etty mendekam di penjara selama kurang lebih 18 tahun. Dia bebas setelah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh bernegosiasi untuk menebusnya Rp15,5 miliar.

Uang tebusan tersebut terkumpul dari beragam unsur masyarakat termasuk Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah yang dikelola Nahdlatul Ulama sebesar Rp12,5 miliar atau 80 persen dari jumlah tebusan. 

Sumbangan juga didapat dari kalangan pengusaha, birokrat, politisi, akademisi dan masyarakat Jawa Barat dan komunitas filantropi yang dikumpulkan selama kurang lebih tujuh bulan.