Kamis, 14 November 2019 19:29

Ibu Kurung Anak-anaknya Selama 10 Tahun, Karena "Dunia di Luar Kejam"

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rumah di mana Dina A mengurung anak-anaknya
Rumah di mana Dina A mengurung anak-anaknya

Seorang ibu di Rusia mengurung anak-anaknya dalam 'gubuk penjara' selama bertahun-tahun untuk melindungi mereka dari "dunia yang kejam."

RAKYATKU.COM, RUSIA - Seorang ibu di Rusia mengurung anak-anaknya dalam 'gubuk penjara' selama bertahun-tahun untuk melindungi mereka dari "dunia yang kejam."

Menurut laporan RT, sang ibu yang bernama Dina Azizova telah mengurung tiga anaknya, yang berusia 11, 15, dan 20 tahun, selama satu dekade.

Tapi seminggu yang lalu, dia menghubungi kantor polisi di kota Ust-Katav di kawasan industri Chelyabinsk. Dengan panik, dia melaporkan bahwa tiga anaknya telah diculik. Polisi pun bertindak cepat dan menemukan ketiganya beberapa jam kemudian.

Tapi para petugas memilih untuk tidak mengembalikan mereka ke ibunya, karena anak-anak itu menceritakan pengalaman mengerikan mereka di bawah asuhan ibunya.

Mereka mengungkapkan bahwa tidak ada penculikan dan bahwa mereka sendiri telah melarikan diri dari ibu mereka, setelah ditahan selama 10 tahun.

Ketika pekerja sosial menghubungi ibu mereka, Dina dilaporkan menampik mereka dengan berteriak. "Jika Anda ingin memenjarakan saya, Anda bebas untuk melakukannya, tetapi saya hanya menginginkan yang terbaik untuk anak-anak saya," katanya.

Tapi apa yang terjadi keesokan paginya menjadi kejutan lain bagi polisi, karena Dina ternyata telah mengakhiri hidupnya.

Rumahnya, terbakar dan tubuhnya ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran.

Namun api padam dengan sendirinya, dan tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan. Gubuk tempatnya menahan anak-anaknya juga tidak begitu rusak, sehingga polisi bisa melihat sekilas rumah itu.

Foto-foto yang diambil polisi menunjukkan ruangan itu sempit, gelap, dan kotor. Dindingnya terbuat dari kayu, dan tidak memiliki wallpaper.

Gubuk itu berantakan dan dilengkapi dengan sofa serta lemari tua yang rusak. Ada juga satu set TV usang, yang terhubung ke pemutar DVD. Tampaknya itu menjadi satu-satunya hiburan yang tersedia untuk anak-anak.

Anak-anak Dina mengatakan kepada pekerja sosial bahwa ibu mereka dengan tegas melarang mereka meninggalkan tempat tinggal mereka, yang dikelilingi oleh pagar tinggi yang kokoh.

Sang ibu juga memasang kamera CCTV di atas pagar, serta di dalam rumah, agar dia bisa selalu mengawasi anak-anaknya. Halaman rumah juga dijaga oleh seekor anjing besar.

Internet dan semua kontak dengan dunia luar dilarang. Anak perempuan tertua, Darina, memang memiliki smartphone tapi dia hanya bisa menggunakannya di bawah pengawasan ibunya.

Namun, RT melaporkan bahwa Dina sebenarnya penyayang. Dia menyiapkan semua kebutuhan anak-anaknya seperti membelikan mereka makanan, dan pakaian.

Dan karena anak-anaknya tidak masuk sekolah, sang ibu juga harus menjadi guru. "Adik perempuan saya yang termuda bisa menghitung sampai 100 dan bisa mengingat abjad ketika dia berusia tiga tahun," kata Darina dalam sebuah wawancara dengan media lokal.

Para pekerja sosial mengkonfirmasi bahwa anak perempuan dan anak laki-laki itu dapat membaca dan menulis, tetapi masih tertinggal jika dibandingkan anak-anak lain di usia mereka.

Dina juga terkenal di kotanya karena menjadi penjahit yang terampil. Namun wanita berusia 55 tahun itu tidak pernah mengundang kliennya ke rumahnya.

Menurut laporan, Dina dan anak-anaknya tiba di Ust-Katav pada akhir tahun 2000-an. Pada awalnya dia tidak menyembunyikan anak-anaknya. Tetapi beberapa tahun kemudian wanita itu mengatakan kepada semua orang bahwa mereka kembali ke negara tetangga.

Bahkan ayah anak-anak, yang menceraikan Dina bertahun-tahun yang lalu, telah dibodohi. Ketika lelaki itu menelpon anak-anaknya, dia diberitahu tentang nilai bagus yang mereka dapatkan di sekolah dan bahwa mereka mengikuti pertunjukan teater.

Alasan tindakan wanita itu mungkin tidak pernah diketahui, tetapi beberapa penduduk setempat berspekulasi bahwa perilaku aneh itu bisa diprovokasi oleh apa yang terjadi pada putri pertamanya, yang terlibat dalam pembunuhan. Anak itu sekarang tinggal di wilayah yang berbeda.

Sang ibu tampaknya ingin melindungi anak-anaknya yang lain dari nasib yang sama. Anak-anaknya mengatakan bahwa ibu mereka pernah berkata: "dunia luar itu kejam."

Anak-anak itu berhasil melarikan diri ketika ibu mereka pergi ke toko. Mereka menemukan tempat berlindung di rumah seorang pemuda, yang dikenal Darina di media sosial. Mereka tetap di sana sampai polisi menjemput mereka.

Ketiga anak itu saat ini berada di rumah sakit, di mana psikolog berusaha membantu mereka mengatasi pengalaman traumatisnya.

Belum diputuskan apakah mereka akan pindah untuk tinggal bersama ayah atau kakak perempuan mereka, atau tetap di Ust-Katav.

Bagaimanapun, mereka adalah pewaris sah rumah ibunya dan otoritas lokal telah berjanji untuk memberi mereka uang untuk membangun kembali rumah itu setelah kebakaran.