Sabtu, 17 Agustus 2019 16:48

Saling Tikam dalam Sarung Warnai Upacara HUT RI di Maros, Peserta Menitikkan Air Mata 

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Atraksi sitobo lalang lipa mewarnai upacara HUT RI di Maros, Sabtu (17/8/2019).
Atraksi sitobo lalang lipa mewarnai upacara HUT RI di Maros, Sabtu (17/8/2019).

Bupati Maros, HM Hatta Rahman bertindak selaku inspektur upacara pada pengibaran bendera HUT ke 74 RI di Lapangan Pallantikang, Sabtu (17/8/2019).

RAKYATKU.COM,MAROS - Bupati Maros, HM Hatta Rahman bertindak selaku inspektur upacara pada pengibaran bendera HUT ke 74 RI di Lapangan Pallantikang, Sabtu (17/8/2019).

Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan Ketua DPRD Maros, AS Chaidir Syam dan bertindak sebagai komandan upacara, Kapten Tek Bima Darmawanto.

Peserta upacara peringatan detik-detik proklamasi terdiri atas satu SSK bersenjata dari Yonif Para Raider 432/Kostrad, satu SST Kodim 1422/Maros, satu SST Polres Maros, satu SST Pol PP Maros, satu SST Dishub, ASN, FMPPI, empat SST siswa-siswi SD, SMP, SMA dan Pramuka serta undangan lainnya.

Wakil Bupati Maros, HA Harmil Mattotorang, juga hadir bersama Dandim 1422 Maros, Letkol Inf Farid Judho Dwi Leksono; Kapolres Maros, AKBP Yohanes Richard Andrians; Kajari Maros, Noor Indratubun, para veteran, tokoh agama, tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

Peringatan HUT RI di Maros berjalan dengan lancar. Para pasukan pengibaran bendera pusaka (paskibraka) yang merupakan pelajar Maros ini sukses menjalankan tugasnya.

Usai upacara, acara diisi drama teatrikal yang terlaksana atas kerja sama Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Kesbangpol) dengan Badan Kerja Sama Kesenian Indonesia (BKKI) Maros, Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Dinas Pendidikan Maros, Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati (PSHT) Maros, dan Radio Maros FM.

Sutradara, Husni Siame mengatakan, drama ini diperankan pelajar Maros dari berbagai sekolah. Sudah kelima kali dilaksanakan dan selalu mengangkat tema perjuangan rakyat Butta Salewangang terhadap penjajah.

Drama kali ini, kata dia, mengangkat tema perjuangan Kerajaan Bontoa dalam melawan penjajah di masa kerajaan Bontoa XIII, I Bambo Dg Matekko alias Petta Tekko.

Dia berharap, dari kisah tokoh-tokoh sejarah di Maros, bisa menjadi contoh kegigihan pemuda saat ini dalam mengisi kemerdekaan yang ditebus air mata, darah, dan keringat para pejuang terdahulu.

Kabid Pengembangan Nilai-Nilai Kesatuan Bangsa, Badan Kesbangpol Maros, Murniati mengatakan drama teatrikal tersebut disaksikan peserta upacara dan masyarakat umum, bahkan ada yang meneteskan air mata karena larut dalam cerita yang disajikan.

"Pemerannya mulai dari SD, SMP dan SMA di Maros. Latihan dan persiapan sekitar 10 hari lalu dengan melibatkan sekitar 200 pelajar," sebutnya.

Ada juga atraksi mangngaru', puisi dan atraksi sitobo lalang lipa atau saling tikam dalam sarung yang menjadi salah satu tradisi penyelesaian masalah bagi laki-laki Bugis-Makassar ketika berselisih.