Senin, 24 Juni 2019 20:41

Sekjen PPP Isyaratkan Koalisi Jokowi-Ma'ruf Tolak Demokrat, Ini Jawaban Menohok Andi Arief

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sekjen PPP, Arsul Sani
Sekjen PPP, Arsul Sani

Ada sinyal penolakan dari koalisi parpol pendukung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin terhadap Partai Demokrat. Sikapnya di kubu 02 jadi salah satu pertimbangan.

RAKYATKU.COM - Ada sinyal penolakan dari koalisi parpol pendukung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin terhadap Partai Demokrat. Sikapnya di kubu 02 jadi salah satu pertimbangan.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menyindir ada parpol yang terlalu cepat belok. Padahal, pilpres belum benar-benar usai.

Arsul yang juga sekretaris jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lalu mengungkap sikap sejumlah parpol dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Menurut dia, beberapa parpol anggota koalisi justru lebih hormat kepada Partai Gerindra. Parpol yang dipimpin Prabowo Subianto itu dianggap gentle. Konsisten pada sikapnya.

"Ada memang sebagian partai di KIK yang katakanlah memberikan penghormatan lebih kepada Gerindra. Kenapa? Karena Gerindra dianggap lawan kontestasi yang gentle yang menggunakan jalur sesuai UU untuk kontestasi," tegas Arsul, Senin (24/6/2019).

Andai koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf ingin ditambah, katanya, mereka lebih menerima Gerindra dibandingkan parpol lainnya.

"Sekali lagi, apakah Gerindra berkenan atau tidak, ya itu kami kembalikan kepada mereka. Yang jelas kami lebih hormati daripada yang proses pemilunya belum selesai lebih pengin belok begitu," ujar Arsul seperti dikutip dari Kompas.com.

Pernyataan Arsul itu rupanya membuat panas politikus Partai Demokrat. Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief langsung membuat cuitan di akun Twitternya.

"Tanggal 27 Juni 2019 sudah ada presiden hasil pemilu. Setelah itu presiden akan bentuk kabinet. Hanya presiden yang berhak menentukan menterinya," tulis Andi Arief.

"Kalau ada tawaran dari pihak lain seperti sekjen PPP, itu tawaran palsu. Logikanya gak ketemu akal, partai empat persen menawarkan menteri," lanjut Andi Arief.