Sabtu, 15 Juni 2019 12:05

"Ma, Saya Mau Jadi Waria," Ibu Marah Lalu Penggal Kepala Putranya

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rosana Candido (kiri) bersama pasangan lesbinya, Kacyla Pessoa.
Rosana Candido (kiri) bersama pasangan lesbinya, Kacyla Pessoa.

Hari itu, Rosana Candido (28), tengah duduk santai di rumahnya di Brasil. Dia tengah memeluk pasangan lesbinya, Kacyla Pessoa (27), ketika putranya Rhuan (5) mendekat. 

RAKYATKU.COM, BRASIL - Hari itu, Rosana Candido (28), tengah duduk santai di rumahnya di Brasil. Dia tengah memeluk pasangan lesbinya, Kacyla Pessoa (27), ketika putranya Rhuan (5) mendekat. 

"Ma...saya mau jadi waria," ujarnya.

Rosana terhenyak. Dia melepaskan pelukannya ke Pessoa. 

"Apa kamu bilang? Dasar anak kurang ajar!" teriaknya.

Dia lalu mengambil pisau dan menikamkan ke tubuh mungil bocah itu. Tidak itu saja, "Crasshh" pisau itu disabetkan ke leher putranya hingga kepala terpisah dari badan.

Rosana Candido kemudian meminta pasangan lesbinya, Kacyla Pessoa, untuk membantunya menyingkirkan jenazah Rhuan.

Dilansir Daily Mirror Jumat (14/6/2019), keduanya berusaha menyembunyikan kejahatan dengan membakar potongan jenazah Rhuan.

Kemudian sebagian lagi disimpan dalam koper yang ditaruh di got, dan beberapa dimasukkan dalam dua tas yang berada di rumah mereka di kawasan Samambaia.

Kepada penyidik, Candido dan Pessoa mengatakan mereka melakukan pembunuhan itu setelah marah mendengar pengakuan Rhuan, bahwa dia ingin menjadi perempuan.

Candido mengungkapkan dia menganggap anak itu adalah beban dan dia sama sekali tidak menyayangi anak itu karena Candido merupakan korban pemerkosaan.

Ayah Rhuan, Acre menuturkan, Candido kabur dengan membawa anak itu lima tahun silam, setelah kehilangan hak asuhnya, dan tinggal bersama Pessoa.

Kepala Polisi Guilherme Melo mengakuui, kekejaman yang diperlihatkan oleh dua perempuan itu begitu mengejutkan para penyidik, hingga mereka bergidik.

"Bocah itu dipenggal, disiksa, dan jenazahnya dimutilasi oleh ibunya sendiri."

"Ini adalah kasus yang benar-benar mengerikan," kata Melo sebagaimana dilansir dari O Tempo.